Lagi
Kau katakan ingin mengakhiri hidupmu
Jangan kau katakan untuk mengakhiri hidup
Aku tak tahu itu, yang aku tahu
Itu pertanggung jawabanmu kepada Tuhan
Aku hanya bisa mencegah
Jangan kau berpikir bebas dari semua masalah di dunia ini dengan apa yang kau lakukan
Karna siksa-Nya lebih menyakitkan dari semua rasa sakit di dunia
Jadikanlah cobaan itu sebagai pegangan hidupmu
Untuk lebih bersyukur dan bersabar
Karna dibalik itu, ada nikmat yang tersembunyi
Lagi
Kau katakan ingin meninggalkanku
Jangan kau katakan itu, hanya untuk mengejar egomu dan ambisimu
Jangan kau katakan itu, bila ragaku masih lengkap
Pergilah dariku disaat raga ini sudah tak lagi berdaya, disaat raga ini mulai sekarat hampir tak bernyawa dengan rasa sakit ini
Kau boleh berkata padaku "untuk pergi meninggalkanku"
Karna tak ada lagi yang mampu ku perbuat untukmu
(Contoh halnya bila aku mengalami kecelakaan atau mengidap suatu penyakit yang berbahaya yang mengakibatkan aku tak mampu lagi berbuat/bergerak, maka kau boleh datang kepadaku dan berkata bahwa kau ingin pergi dariku
Biarlah, aku ikhlas bila keadaannya seperti itu
Ya, aku ingin merasakan sekarat itu
Agar aku tahu seperti apa kasih yang dapat kau berikan untukku
disaat aku tak berdaya
Atau sama sekali tidak ku dapatkan kasih itu
Aku hanya bisa mengingatkan, jangan kau lakukan itu
Tapi, bila nanti akhirnya kaupun pergi
Coba lihat anakmu, lihat si kecilmu yang kini mulai tumbuh
Coba kau bandingkan dengan mereka - mereka dan orang tuanya
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka tidur dan mendengarkan dongeng dalam dekapan dan buaian kasih sayang seorang ibu
Lihat anakmu, si kecilmu hanya bisa tidur kedinginan dan mendengarkan cerita malam yang sunyi dan kelam di dekapan bapaknya
Kehangatan itu hanya ada pada seorang ibu
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka bisa menikmati jalan - jalan sore bersama ibunya
Lihat anakmu, si kecilmu hanya bisa duduk termangu menunggu kehadiran Bapaknya pulang dari kerja
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka berbelanja dan jajan makanan kesukaan mereka bersama ibunya
Lihat anakmu, si kecilmu hanya bisa memandang dan merengek kepada bapaknya
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka mulai dipakaikan seragam dan diikatkan tali sepatu mereka oleh ibunya
Lihat anakmu, si kecilmu hanya memakai seragam itu sendiri dan mengikat tali sepatunya sendiri, dengan susah payah ia masukkan kerah seragam itu di kepalanya dan dengan sabar ia mengikat tali sepatunya yang ia sendiri tak tau cara mengikatnya
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka sekolah diantar jemput oleh ibunya
Lihat anakmu, si kecilmu hanya berjalan sendiri menelusiri jalan seperti jalan hidupnya yang ia sendiri tak tahu seperti apa jalan didepannya itu
Coba kau bandingkan, bayangkan dan renungkan
Disaat mereka tertawa, bercanda, belajar dan bercerita tentang kejadian2 yang dialaminya bersama teman - temannya disekolah kepada ibunya
lihat anakmu, sikecilmu hanya bisa bercerita sendiri, tak tau siapa yang mendengarkannya, tak ada ibu yang menampung aspirasi cerita dan cita - citanya
Coba kau bandingkan itu, bayangkan dan renungkan
Tidak apalah mungkin semua itu bisa membuatnya (anak kita) lebih mandiri
Mungkin semua itu bisa membuatnya (anak kita) belajar tentang arti hidup
Hanya kau yang bisa merenungkan semua itu
Jangan karna ego dan arogansi kita masing - masing, sehingga membuatnya (anak kita) terlantar
Jangan karna hal kecil dan sepele yang kita besar - besarkan membuatnya (anak kita) menjadi korban
Jangan biarkan ia (anak kita) kehilangan kasih dan sayang itu, tetaplah bersamanya (anak kita) karna sekali kau melangkah meninggalkannya, maka punah dan sirnalah semua harapannya
Bila kau mengasihi dan menyayanginya, kau akan mengerti
tapi aku tidak tahu
Pernah suatu hari yang lalu, karna emosi kau berkata kotor di depannya (anak kita)
Lalu ku bawa dia menjauh darimu
Tapi kau malah mengumpat "Sok Suci"
Ya... aku memang bukan orang suci
Tapi anak ini
Anak ini masih suci, ia tidak tahu apa - apa
Jangan kotori dirinya, dia masih terlalu sempurna
Dia belum tahu arti kehidupan saat ini
Didiklah dia sebagaimana seorang ibu mendidik anaknya
Yang menginginkan kebaikan pada anaknya
Aku hanya berpesan
Jangan coba mengakhiri hidup, karna pertanggung jawabannya kepada Allah
Tinggalkanlah diriku jika aku memang sudah benar2 tak berdaya dan sekarat menunggu ajal menjemput
Bandingkan, bayangkan dan renungkan apa yang terjadi pada anak kita nantinya
Jangan kau berikan dia kehidupan dan sifat yang sama dengan kita, buatlah dia lebih baik dari kita
Buanglah emosi, ego, dan arogansi itu
Hanya itu yang kuharapkan, aku tak selamanya disini
Mungkin aku yang lebih dahulu berakhir...
Pesan Kepada Istri
faisal_415z
Label:
Puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Ayo istri-istri harus baca nih.
wekekekeke... mentang2 emansipasi.
Wahai istri-istri patuhlah kepada suamimu.
wakakaka
hello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....
Post a Comment
Masukkan Nama / Jati Diri Bila Ingin Berkomentar dengan klik pilih profile pada kolom di bawah... Demi Terikatnya Silahturahmi...